Potensi Keberagaman Budaya
BAB I
PEMBAHASAN
A . Faktor Penyebab Keberagaman Budaya
Keberagaman
budaya lokal merupakan potensi besar bagi pembentukan budaya nasional.
Keberagaman budaya lokal inilah yang menyebabkan karakteristik budaya nasional
bangsa indonesia menjadi khas, yang membedakan dengan budaya bangsa-bangsa lain
di dunia.
1.
Keberagaman Suku Bangsa
Menurut
ahli antropologi, terdapat 4 kelompok suku bangsa yang mendiami kepulauan
indonesia, yaitu :
Melanesia (campuran sub mongoloid dan wajak) meliputi daerah :
Aceh, Batak (Sumatera
Utara), Minangkabau (Sumatera Barat), Sunda (Jawa Barat), Jawa (Jawa Tengah Dan
Jawa Timur), Madura (Pulau Madura), Bali (Pulau Bali), Sasak (Pulau Lombok).
Polynesia dan Proto Austronesia, meliputi daerah :
Ambon (Maluku) dan Irian
(Papua)
Mikronesia meliputi daerah ;
Pulau-pulau kecil pada perbatasan wilayah Timur Indonesia.
Sejak zaman dahulu di indonesian telah ada masyarakat pesisir yang
beragam tradisi budayanya. Masing-masing kelompok terikat oleh rasa solidaritas
dan identitas terhadap tanah air, budaya dan kesamaan lainnya. Ada sekitar 360
suku bangsa di Indonesia yang hidup tersebar dari Sabang sampai Merauke.
2.
Keberagaman Bahasa Dan Dialek
Di negara indonesia ada sekitar 250
bahasa dan dialek yang dikelompokkan berdasarkan suku yang hidup
tersebar di nusantara. Sedangkan untuk bahasa nasional itu sendiri
diperkenalkan secara resmi sejak kemerdekaan Indonesia dan diberi nama Bahasa
Indonesia yang berawal dari bahasa melayu yang diperkaya oleh bahasa daerah nusantara.
3.
Keberagaman Agama/ Kepercayaan
Di Indonesia terdapat 5 agama yang secara resmi diakui , yakni Islam,
Katholik, protestan, hindu dan budha . Selain itu, adapula keyakinan lain yang
juga dihargai terutama yang berkembang dalam masyarkat terisolir yang dinamakan
kepercayaan tradisional.
4.
Keberagaman Seni Dan Budaya
Bangsa indonesia dikenal sangat
kaya akan seni dan budayanya, seperti seni sastra, seni tari, seni ukir,
seni drama dan lain sebagaianya.
Masing-masing cabang kesenian tersebut berbeda sifat, jenis dan bentuknya
dari setiap daerah yang tentu saja memperkaya khasanah kebudayaan Indonesia.
B. Keberagaman Budaya Dan Manfaatnya
Manfaat
keberagaman budaya antara lain sebagai modal
dasar kekuatan dalam membangun bangsa
Indonesia menuju bangsa yang besar dan modern.
Kebudayaan
adalah
kerangka acuan bagi masyarakat pendukungnya berupa nilai-nilai seperti
keindahan, keadilan, kemanusiaan, kebajikan dan sebagianya.
Sedangkan Peradaban adalah
hpenjabaran nilai-nilai tersebut melalui perwujudan norma-norma yang
selanjutnya dijadikan tolak ukur bagi kepantasan perilaku warga masyarakat.
Penjabaran nilai budaya menjadi norma peradaban dapat dipandang sebagai pengalihan dari sesutu yang transenden menjadi
sesuatu yang immanen. Terjalinnya kesadaran transendensi dan immanensi inilah
yang menjadikan dinamika sejarah kemanusiaan sebagai kaleidoskop perkembangan
dan peradaban manusia.
C. Beberapa Contoh Budaya Lokal/
Daerah
1. Suku Bangsa Batak
Sebagian
besar mendiami daerah pegunungan sumatera utara, mulai dari perbatasan provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam di sebelah utara sampai ke perbatasan provinsi riau
dan provinsi sumatra barat disebelah selatan.
a.
Sistem Religi/ Kepercayaan
Kehidupan
masyarakat batak dipengaruhi oleh beberapa agama seperti islam,
kristen,katholik,hindu dan budha. Agama kristen dan islam sejak abad ke-19 telah
masuk dan mempengaruhi masyarakat batak.
Menurut
kepercayaan nenek moyangnya, orang-orang Batak mengenal tiga konsep jiwa atau
roh yaitu tondi, sahala dan begu.
b.
Sistem Kekerabatan
Suku
bangsa batak menganut sistem kekerabatan patrilineal
yaitu mengikuti garis keturunan dari pihak bapak atau laki-laki.
c.
Kesenian
Seni tari
: tari tor-tor dan serampang dua belas
Seni
bangunan tradisional : balai batu, rumah bolon, balai bolon adat, jambur dan
pantangan
Kesenian suku Batak juga tercermin dari motif-motif khas pada kain ulos,
upacara kematian, pakaian adat dan lagu-lagu daerah.
2. Suku Bangsa Minangkabau
Berada di
wilayah Sumatera Barat, Separuh Daratan Riau, Bagian Utara Bengkulu, Bagian
Barat Jambi, Pantai Barat Sumatera Utara, Barat Daya Aceh .
a.
Sistem Religi/ Kepercayaan
Masyarakat Minang saat ini merupakan pemeluk agama Islam, jika ada masyarakatnya keluar dari agama
Islam (murtad), secara langsung yang bersangkutan juga dianggap keluar
dari masyarakat Minang, dalam istilahnya disebut "dibuang” sepanjang adat.
b.
Sistem Kekerabatan
Suku Minangkabau
menganut sistem kekerabatan matrilineal
yaitu mengikuti garis keturunan dari pihak ibu atau perempuan. Kedudukan ayah
berada diluar keluarga istri dan anak-anaknya. Kekuasaan dan kekayaan
sepenuhnya di pihak istri dan anak-anaknya walaupun suaminya yang mencari
nafkah.
c.
Kesenian
Kesenian
Suku Minangkabau lebih bercorak keislaman.
Seni tari
: tari piring
Seni
pertunjukan tradisional : talempong
Seni
bangunan tradisional : rumah gadang
3. Suku
Bangsa Sunda
Berasal
dan bertempat tinggal di daerah Pasundan, Jawa Barat. Daerah kebudayaan suku
bangsa sunda secara geografis di sebelah timur di batasi oleh sungai Cilosari
dan sungai Citanduy yang merupakan batas bahasa sunda dengan bahas jawa. Dalam
dialek bahasa sunda mengenal tingkatan dari yang paling halus sampai yang
paling kasar.
a.
Sistem
Religi/Kepercayaan
Masyarakat sunda
sebagian besar memeluk agama islam. Orang-orang sunda di kenal cukup ta’at
dalam menjalankan ajaran agama islam. Namun di daerah-daerah pedesaan masih ada
orang-orang sunda yang percaya pada hal-hal yang bersifat ghaib dan takhayul.
b.
Sistem
Kekerabatan
Sistem kekerabatan suku
bangsa sunda ialah parental yaitu
mengikuti garis keturunan dari kedua orang tua (ayah dan ibu).
c.
Kesenian
Seni pertunjukan
tradisional seperti reog, calung, angklung, gendang pencak, debus, sisingaan,wayang
golek dan sebagainya.
Seni tari seperti tari
jaipong, merak dan patilaras.
4. Suku
bangsa Jawa
Daerah kebudayaan suku
bangsa jawa meliputi seluruh bagian tengah dan timur pulau jawa.
Berdasarkan
tingkatannya terdapat dua macam dialek bahasa Jawa, yaitu bahasa Jawa Ngoko dan
bahasa Jawa Krama. Bahasa Jawa ngoko
digunakan kepada orang yang dikenal secara akrab, orang yang lebih muda dan
orang yang lebih rendah status sosialnya. Bahasa
Jawa karma dipakai untuk berbicara dengan orang yang belum dikenal secara
akrab orang yang sebaya dalam usia maupun derajat, serta orang yang lebih tua
umur dan status sosialnya.
a.
Sistem
Religi/Kepercayaan
Suku bangsa Jawa
umumnya memeluk agama islam. Selain itu, orang Jawa percaya pada suatu kekuatan
yang disebut kesakten, seperti percaya kepada arwah leluhur, makhluk halus,
jin, benda keramat dan sebagainya. Mereka yang percaya bahwa makhluk halus
selain dapat mendatangkan keselamatan juga menimbulkan malapetaka. Untuk
menghindarinya mereka berpuasa, mengadakan selamatan dan bersaji.
b.
Sistem
Kekerabatan
Sistem kekerabatan suku
Jawa adalah bilateral yaitu
c.
Kesenian
Corak kesenian
masyarakat jawa mencerminkan pengaruh seni budaya luar.
Orang jawa memiliki
sejumlah pakaian adat, seperti pakaian adat solo, pakaian adat Yogyakarta dan
pakaian adat Surakarta.
Seni bangunan
tradisional Jawa memiliki bentuk-bentuk yang berbeda diantaranya bentuk joglo
adalah rumah adat Jawa Tengah sedangkan bangsal kencono adalah bentuk keratin
Yogyakarta.
Jenis tarian yang
paling terkenal, antara lain tari serimpi (tarian keratin pada masa lalu), tari
kendalen (tarian keprajuritan), tari merak (tarian yang mengisahkan keindahan),
tari jejer (tarian untuk menyambut tamu), tarian sacral bedhaya ketawang
(tarian agar budaya keratin terus lestari), dan sebaginya.
Seni pertunjukan
traisional Reog ponorogo
5. Suku
Bangsa Bali
Perbedaan
pengaruh budaya Hindu-Jawa di daerah Bali pada zaman Majapahit dahulu,
menyebabkan terbentuknya dua golongan masyarakat, yaitu Bali-Aga dan
Bali-Majapahit. Bali-Aga kurang begitu dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Jawa.
Sebaliknya, Bali-Majapahit sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha
a.
Sistem
Religi/Kepercayaan
Suku Bali umumnya
menganut agama Hindu-Bali. Ajaran agama Hindu-Bali mengandung unsur-unsur asli
kebudayaan Bali yang telah lama berkembang. Orang Bali percaya pada satu konsep
satu Tuhan dalam satu Trimurti, yaitu
Brahma (dewa pencipta), Swiya (dewa penghancur), dan Wisnu (dewa pelindung).Semua ajaran itu
tercantum pada kitab suci yang bernama Weda.
b.
Sistem
Kekerabatan
Perkawinan di Bali ditentukan oleh kasta . Wanita dari kasta
tinggi tidak boleh menikah menikah dengan laki-laki dari kasta rendah begitupun
sebaliknya.
c.
Kesenian
Seni
bangunan
Nampak pada bangunan
candi yang banyak terdapat di Bali, seperti Gapura Candi Bentar.
Seni
tari
Tari tradisional bali
antara lain tari sanghyang, tari barong, tari kecak dan sebagainya
Upacara
keagamaan : ngaben
6. Suku
Bangsa Dayak
Suku
bangsa Dayak terdapat di Kalimantan Tengah . Mereka biasanya hidup di
pedalaman. Suku Dayak terkenal dengan kepandaian menganyam kulit rotan yang
berupa tikar, topi dan keranjang.
a.
Sistem
Religi/Kepercayaan
Sistem religi suku
bangsa dayak ialah Kaharingan (air
kehidupan). Dalam mitologi kuno masyarakat dayak, air kehidupan itulah yang
member kehidupan kepada manusia. Orang-orang dayak yang menganut agama tersebut
mempercayai bahwa alam semesta itu penuh dengan makhluk-makhluk halus dan
roh-roh (ngaju ganan) yang menempati
batu-batu besar, pohon-pohon besar, hutan belukar, sungai, danau, dan
sebagainya.
b.
Sistem
Kekerabatan
Sistem kekerabatan suku
bangsa dayak adalah ambilineal,
yaitu garis keturunan dari laki-laki dan
perempuan yaitu memungkinkan individu untuk memilih garis keturunan mereka
sendiri .
c.
Kesenian
Sejak
dulu, orang dayak dikenal pandai membuat kain tenun dari kapas dan kulit kayu.
Pakaian adat asli laki-laki dayak disebut ewah
(cawat) yang dibuat dari kulit kayu, sedangkan kau wanitanya menggunakan
kain sarung dan baju yang juga terbuat dari kuit kayu.
Rumah
adat orang dayak dinamakan rumah panjang.
Tarian
orang dayak banyak jenisnya, antara lain tari balean dades, tari tambun, dan
tari bungai.
- Suku bangsa Bugis-Makassar
Daerah kebudayaan suku bangsa Bugis-Makassar meliputi
daerah Sulawesi Selatan.
Terdiri dari 4 suku bangsa yaitu Bugis, Makassar, Toraja,
dan Mandar . Suku bangsa Bugis menggunakan bahasa Ugi dan suku bangsa Makassar menggunakan bahasa Mangasara.
a.
Sistem
Religi/Kepercayaan
sistem kepercayaan suku
bugis dibagi menjadi dua yaitu kepercayaan Lo Tang dan Agama Islam.
Kepercayaan Lo Tang
dalam bahasa bugis adalah kepercayaan yang menyembah Dewata Sawwa sebagai
Tuhan.
b. Sistem Kekerabatan
Sistem
kekerabatan masyarakat bugis disebut
dengan assiajingeng yang tergolong
bilateral/parental yitu sistem kekerabatan yang mengikuti lingkungan pergaulan hidup dari ayah maupun dari pihak
ibu atau garis keturunan berdasarkan kedua orang tua. Hubungan kekerabatan ini
menjadi sangat luas disebabkan karena selain ia menjadi anggota keluarga ibu,
ia juga menjadi anggota keluarga dari pihak ayah.
c. Sistem Kesenian
Kerajinan
rumah tangga yang khas adalah tenunan sarung sutra dari Mandar dan Wajo.
Tenunan sarung samarinda dari bulukumba sangat terkenal tidak hanya di Nusantara,
tetapi juga sampai keluar negri.
- Suku Bangsa Asmat
Daerah kebudayaan suku bangsa Asmat ialah daerah
pegunungan yang lebat di bagian Selatan Papua (Irian).
Suku bangsa Asmat menggunakan bahasa lokal yang
disebut bahasa Asmat, yang merupakan rumpun bahasa non-Melanesia (bahasa
Irian-Papua).
a. Sistem Religi/Kepercayaan
Suku bangsa
Asmat mempercayai bahwa mereka merupakan keturunan dewa yang turun dari dunia
gaib di seberang laut di belakang ufuk matahari yang terbenam setiap hari.
Suku bangsa
Asmat juga mengenal macam-macam upacara keagamaan untuk berkomunikasi dengan arwah
leluhurnya. Upacara menghorati arwah leluhurnya dahulu berkaitan erat dengan
menghias perisai dan mengukir topeng. Pembuatan patung dimeriahkan dengan pesta
makan, nyanyian, dan tarian semalam suntuk.
b. Sistem Kekerabatan
Garis
keturunan ditarik secara patrilineal (garis keturunan pria) dengan adat menetap
sesudah menikah yang virilokal.
Adat
virilokal adalah yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap
disekitar kediaman kaum kerabat suami.
c. Kesenian
Sistem
kesenian suku bangsa Asmat erat kaitannya dengan sistem religi atau
kepercayaan. Orang Asmat dikenal memiliki keahlian yang tinggi dalam bidang
seni ukir, terutama ukir patung, topeng, perisai, tifa
dan tombak. Selain itu juga ala-alat rumah tangga seperti kapak dari batu.
Suku
asmat memiliki cara yang sangat sederhana untuk merias diri mereka yaitu tanah
merah untuk menghasilkan warna merah, untuk menghasilkan warna putih dari kulit
kerang yang sudah dihaluskan dan untuk menghasilkan warna hitam dari arang kayu
yang dihaluskan.
Komentar